• (0382) 2400415
  • bappeda.sikka@yahoo.co.id

Profil Kabupaten






Kabupaten Sikka sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur terletak di Pulau Flores. Kabupaten Sikka, terdiri dari 18 pulau dengan 9 pulau yang merupakan pulau yang tidak berpenghuni dan 9 pulau dihuni. Secara astronomis, Kabupaten Sikka terletak antara 80’’ 22’ sampai 8o 22’– 8o50’ derajat Lintang Selatan dan 121° 55’ 40’’ sampai 122° 41’ 30’’ Bujur.
Kabupaten Sikka memiliki luas wilayah 1.731,91 Km2 dan berbatasan dengan, Sebelah Utara: Laut Flores; Sebelah Timur: Kab. Flores Timur; Sebelah Barat: Kabupaten Ende; Sebelah Selatan: Laut Sawu.
Terdapat 21 kecamatan pada wilayah kabupaten. Dari 21 kecamatan tersebut terdapat 147 desa, dan 13 kelurahan di Kecamatan Alok, Alok Barat, dan Alok Timur. Dari 160 desa/kelurahan tersebut, 22 diantaranya adalah hasil pemekaran pada tahun 2001, dan 5 diantaranya adalah hasil pemekaran pada tahun 2007.
Data hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Sikka tahun 2020 sebanyak 321.953 jiwa yang terdiri dari 155.927 laki-laki dan 166.026 perempuan.

KARAKTERISTIK LOKASI DAN WILAYAH
Ketinggian 0 – 25 mdpl :
29.863 Ha atau 17,24%
Sebagian besar daerah pesisir pantai utara dan daerah pesisir pantai selatan serta daerah pesisir pantai pulau-pulau kecil lainnya

Ketinggian 25-100 m dpl
20.843 Ha atau 12,03%
Wilayah lanjutan daerah pesisir yang sebagian besar juga terdapat di bagian utara dan sebagian kecilnya di bagian selatan dan pulau-pulau kecil lainnya

Ketinggian 100-500 m dpl
48.171 Ha atau 27,81%
Wilayah lereng atau kaki gunung dan perbukitan yang merupakan daerah peralihan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau pegunungan

Ketinggian 500-1000 m dpl
70.216 Ha atau 40,54%
merupakan daerah perbukitan yang tersebar 

Ketinggian > 1000 m dpl
4.098 Ha atau 2,37%
merupakan daerah pegunungan atau dataran tinggi


KEUNTUNGAN LOKASI STRATEGIS KABUPATEN SIKKA

Potensi  kawasan  strategis  dari  sudut  kepentingan  ekonomi
Kabupaten Sikka memiliki potensi pengembangan sektor ekonomi pertanian, peternakan, perkebunan perikanan, pariwisata, pertambangan dan industri. Merupakan   potensi   sekaligus   keuntungan   yang dimiliki oleh Kabupaten Sikka yang memiliki garis pantai serta kontur daratan yang berbukit sehingga dapat di manfaatkan untuk peningkatan sector ekonomi potensial

Potensi Kawasan  strategis  dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup perairan Laut Flores dan Laut Sawu
Sektor perikanan memiliki potensi  Panjang garis pantai 444,50 km2,  77,07 %  dari luas wilayah adalah laut. Potensi Produksi Periknanan Tangkap Yang Tinggi, Adanya pabrik pengolahan ikan serta PPI (Pusat Pelelangan Ikan) menjadi sektor yang berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat 

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya 
Nilai-nilai gotong royong serta keinginan untuk maju bersama terlihat adanya koperasi di sudut-sudut wilayah. Wilayah kepulauan, memiliki beberapa destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam bawah laut serta pantai yang menjadi  daya  tarik  wisatawan.


KONDISI YANG MEMUNGKINKAN ADANYA PELUANG KERJA SAMA
  1. Memiliki Potensi Bahan Baku (pertanian perikanan; PDRB 35,88)
  2. Minim Industri Pengolahan
  3. Kurang Memiliki Brand Lokal = Barang Jadi/Setengah Jadi
  4. Memiliki Kelembagaan Pertanian, Peternakan (1.681 Poktan), Perikanan (5.085 Rmh Tangga Perikanan)
  5. Memiliki Kelembagaan UMKM dan Koperasi
  6. Dukungan Infrastruktur (Darat, Laut, Udara, dan Telekomunikasi)


POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH (KERJA SAMA)

Pengembangan Kabupaten Sikka sebagai Pusat Kegiatan antar Wilayah
  1. Kota Maumere sebagai salah satu Wilayah Pusat Pengembangan (WP) II yaitu Pulau Flores. Wilayah pengaruh meliputi Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur   dan   Kabupaten   Lembata,   dengan   kegiatan   utama   yang   akan dikembangkan adalah perikanan, perindustrian, perkebunan dan pariwisata.
  2. Kabupaten Sikka berpotensi atau berfungsi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa-jasa yang melayani kebutuhan masyarakat 8 Kabupaten  dikawasan Flores dan Lembata, Kabupaten dalam Provinsi NTT dan Luar Provinsi. Dengan kondisi ini (keunggulan geografis dan Infrastruktur), maka sector industry dan sector jada adalah salah satu sector basis di Kabupaten Sikka yang potensial untuk dikembangkan.
  3. Kabupaten Sikka berpotensi atau berfungsi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor mendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN), dimana kecenderungan hasil produksi masuk ke Kawasan Flores dan Lembata melalui Pelabuhan Rakyat Wuring dan Pelabuhan L. Say, serta di ekspor ke luar daerah juga melalui Kabupaten Sikka, seperti hasil  perkebunan, peternakan dan perikanan.

Kawasan Budidaya
  1. Kabupaten Sikka memiliki Kawasan Hutan Produksi (HP) berupa HP Tetap dengan luas sebesar 1,210.73 Ha atau 0,47% dari rata-rata luasan di Provinsi NTT, HP Terbatas dengan luas sebesar 6,500.61 Ha atau 3.14% dari rata-rata luasan di Provinsi NTT. Hutan Produksi ini dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan hutan yang bernilai ekonomis.
  2. Kawasan  Pertanian  dengan  potensi  komoditas unggulan berupa tanaman padi sawah dan padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau, buah-buahan dan sayuran, serta tanaman Biofarma yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.
  3. Kawasan Perkebunan dengan komoditas unggulan berupa tanaman kelapa, kakao dan jambu mete yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.
  4. Kawasan Industri dengan potensi industri kain, industri meubel, industri makanan dan minuman, industri kerajinan untuk souvenir, industri pengolahan kopi, industri pengolahan kelapa, industri pengolahan mete, industri pengolahan ikan dan industri pengolah daging

Daya Dukung (Infrastruktur) di Kabupaten Sikka
  1. Bandara Frans Seda dengan hirarki sebagai Bandara Pengumpan, dengan jenis  penggunaan  adalah penerbangan  domestik, dan dengan hirarki sebagai Bandara Pengumpul Skala Tersier (IV/S). Bandara Frans Seda merupakan bandar udara yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani dan/atau kargo dalam jumlah besar.
  2. Pelabuhan Laut L. Say Maumere yang berdasarkan tatanan kepelabuhanan sebagai Pelabuhan Pengumpul untuk melayani beberapa kabupaten di Pulau Flores, kabupaten dalam Provinsi NTT dan luar Provinsi.
  3. Dukungan transportasi darat yang melayani pergerakan lintas Flores dari Kabupaten Manggarai Barat sampai ke Kabupaten Flores Timur dan Lembata. Kondisi jaringan jalan yang ada di Kabupaten Sikka sebagian besar sudah diaspal dan umumnya berkondisi baik.
  4. Dukungan sistem telekomunikasi berupa jaringan terestrial dan jaringan satelit dan energi kelistrikan yang telah menjangkau ke wilayah pedesaan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Diesel (PLTMG) Wairita dengan Kapasitas 40 MW dan Gardu Induk (GI) Maumere di Kabupaten Sikka dengan kapasitas 20 MW dan tegangan 70/20 KV.
  5. Memiliki sekitar 43 mata air sebagai sumber air tanah bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. (ditambah bendungan Napun Gete yang dapat dimanfaatkan potensinya).